techinlife.info – Harga emas dunia diramalkan akan mencapai US$2.700 per troy ounce setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed, memangkas suku bunga. Pada perdagangan kemarin, harga emas melesat hingga mencapai 1% lebih mendekati posisi rekor tertinggi sepanjang masa.
Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Kamis (19/9/2024), harga emas mencapai US$2.586,48 per troy ounce, naik 1,08% dibandingkan posisi sebelumnya. Goldman Sachs mengatakan mereka melihat potensi penurunan taktis harga emas jika The Fed hanya memotong 25 basis poin pada hari Rabu, namun mereka menegaskan kembali rekomendasi perdagangan jangka panjang pada emas serta target harga $2.700 per ounce pada awal tahun 2025.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan hasil. The Fed membuat kejutan dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih. The Fed meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2% sehingga memangkas suku bunga. Namun, faktor utama dari pemangkasan sebesar 50 bps adalah tingkat pengangguran AS yang melambung.
“Mengingat kemajuan dalam inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bps,” tulis The Fed dalam website resmi mereka. Anggota FOMC melihat suku bunga acuan The Fed ada di 4,4% pada akhir tahun ini, setara dengan 4,25%-4,5%. The Fed akan menggelar pertemuan FOMC kembali pada 7 November dan 18 Desember 2024.
Sementara itu untuk 2025, The Fed memproyeksikan suku bunga berada di 3,4%. Angka ini mengindikasikan adanya pemotongan 100 bps atau 1%. Pada 2026, suku bunga diharapkan turun menjadi 2,9% atau dipangkas 50 bps.
Pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin jarang terjadi dalam sejarah The Fed. Pada periode 1994-2024 atau dalam 30 tahun terakhir, The Fed hanya memangkas suku bunga 50 bps atau lebih dalam kondisi darurat atau krisis, yakni pada 2001 saat terjadi krisis bubble internet atau gelembung dot-com. Pemangkasan 50 bps dan lebih juga dilakukan saat ekonomi AS dilanda krisis subprime Mortgage pada 2007-2008. Pemangkasan sebesar 150 bps dilakukan pada Maret 2020 saat seluruh dunia dihantam pandemi Covid-19.