techinlife.info

techinlife.info – Maskapai Singapore Airlines SQ321 dan Qatar Airways QR017 mengalami turbulensi yang tragis, dengan korban jiwa dan luka-luka. Menurut laporan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat, turbulensi terus menjadi faktor risiko utama dalam kecelakaan penerbangan.

Turbulensi dalam penerbangan, meskipun tak terhindarkan, seringkali bersifat ringan. Namun, di dalam awan seperti badai Cumulonimbus, pergerakan udara yang kacau bisa menyebabkan turbulensi lebih serius.

Turbulensi “udara jernih” atau Clear Air Turbulence (CAT) merupakan fenomena parah yang sulit dideteksi karena terjadi di wilayah tanpa awan. Jenis turbulensi ini, yang muncul tanpa peringatan visual, bisa menjadi tantangan besar bagi pilot.

Dampak perubahan iklim juga memperumit masalah turbulensi pesawat. Peningkatan emisi gas rumah kaca telah mengubah dinamika angin dalam aliran jet, memengaruhi intensitas badai dan meningkatkan risiko turbulensi yang lebih serius. Meskipun masih ada ketidakpastian terkait frekuensi badai tropis, perubahan iklim semakin menjadi fokus dalam pemahaman tentang turbulensi pesawat.