techinlife.info – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal. Berikut adalah beberapa penyebab utama:

1. Kebijakan Moneter AS

Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) cenderung menguatkan Dolar AS, yang secara langsung mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Kebijakan moneter ketat ini membuat investor global lebih tertarik menempatkan dananya di aset berdenominasi Dolar AS, sehingga permintaan terhadap Dolar meningkat dan Rupiah tertekan.

2. Ketidakpastian Ekonomi Global

Peristiwa seperti perang dagang, krisis keuangan, atau penurunan harga komoditas global yang diandalkan Indonesia, seperti minyak atau batu bara, dapat menurunkan permintaan terhadap Rupiah dan menyebabkan depresiasi.

3. Tingginya Impor dan Ketergantungan pada Dolar AS

Besarnya volume impor, terutama bahan bakar minyak (BBM), membutuhkan banyak Dolar AS sebagai alat pembayaran. Ketergantungan ini meningkatkan permintaan terhadap Dolar AS dan menekan nilai Rupiah.

4. Kebijakan Fiskal Domestik

Kebijakan fiskal dalam negeri, seperti kenaikan pajak atau perubahan subsidi, dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Misalnya, pengumuman kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada 1 Januari 2025 dapat memengaruhi nilai tukar Rupiah.

5. Arus Modal Keluar

Ketidakpastian global dan kebijakan moneter di negara maju dapat mendorong investor asing menarik modalnya dari Indonesia, menyebabkan tekanan pada Rupiah.

Untuk mengatasi pelemahan Rupiah, diperlukan kerjasama antara pemerintah dan otoritas moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi makro, mengelola arus modal, serta mengurangi ketergantungan pada impor dengan meningkatkan produksi dalam negeri.