TECHINLIFE.INFO – Lupus, atau lebih dikenal dengan Lupus Eritematosus Sistemik (LES), merupakan penyakit autoimun yang kompleks dan multifaset, di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi kita malah menyerang jaringan serta organ tubuh sendiri. Disebut sebagai penyakit seribu wajah karena gejalanya yang beragam dan sering kali menyerupai gejala penyakit lain, lupus menjadi salah satu misteri medis yang terus dipecahkan oleh para ilmuwan dan peneliti.

Etiologi Lupus:
Penyebab pasti lupus belum sepenuhnya dimengerti. Namun, para peneliti menunjuk kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan hormonal sebagai pemicu penyakit ini. Faktor genetik berperan ketika ada mutasi gen tertentu yang diwariskan, yang meningkatkan risiko seseorang terkena lupus. Faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari, infeksi, stres, dan bahkan obat-obatan tertentu juga dapat memicu kekambuhan. Hormon, khususnya estrogen, sering kali dikaitkan dengan lupus karena penyakit ini lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria.

Manifestasi Klinis:
Gejala lupus amat bervariasi dan dapat berubah-ubah, sehingga sering menyulitkan proses diagnosis. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Kelelahan yang ekstrem
  • Demam ringan
  • Ruam kupu-kupu (malar rash) di wajah
  • Sakit dan pembengkakan sendi
  • Lesi kulit yang memburuk dengan paparan sinar matahari
  • Gangguan pada organ seperti ginjal (nefritis lupus), paru-paru, jantung, dan sistem saraf.

Diagnosis:
Tidak ada satu tes pun yang dapat menegakkan diagnosis lupus dengan pasti. Seorang dokter akan melakukan anamnesis yang menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan serangkaian tes laboratorium untuk mendeteksi antibodi antinuklear (ANA) yang sering muncul pada pasien lupus. Tes tambahan mungkin diperlukan untuk menilai sejauh mana organ telah terlibat.

Penatalaksanaan:
Pengelolaan lupus bersifat individual, tergantung pada gejala dan tingkat keparahan penyakit. Terapi standar termasuk penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), antimalaria, kortikosteroid, dan imunosupresan. Selain itu, pendekatan holistik melibatkan modifikasi gaya hidup, seperti diet seimbang, olahraga teratur, dan mengelola stres, juga penting untuk menjaga kualitas hidup pasien.

Sementara lupus tetap menjadi penyakit misterius dengan banyak wajah, kemajuan dalam penelitian medis terus membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme penyakit ini dan pengembangan terapi yang lebih efektif. Penting bagi pasien untuk mendapatkan dukungan yang kuat dari keluarga, teman, dan komunitas lupus sehingga mereka tidak menghadapi perjuangan ini sendiri.