Pemerintah China aktif meningkatkan investasi dalam sektor infrastruktur, energi, dan teknologi di Amerika Selatan. Perusahaan-perusahaan China membangun jalur kereta api, pelabuhan, dan proyek energi terbarukan yang memperdalam hubungan ekonomi dengan negara-negara di kawasan itu. Langkah ini memberi China posisi yang lebih kuat dibandingkan AS dalam perdagangan dan geopolitik Amerika Selatan.
Sementara itu, kebijakan luar negeri Donald Trump selama masa kepresidenannya lebih berfokus pada pendekatan proteksionis dan perang dagang dengan China. Pendekatan ini membuat hubungan ekonomi antara AS dan negara-negara Amerika Selatan melemah, membuka celah bagi China untuk mengambil alih pasar. Pemerintah Trump juga lebih menekankan isu-isu keamanan dan imigrasi daripada membangun kemitraan ekonomi yang lebih kuat dengan kawasan tersebut.
Akibatnya, banyak negara di Amerika Selatan semakin mengandalkan China sebagai mitra dagang utama. Brasil, misalnya, kini lebih banyak mengekspor kedelai dan daging ke China daripada ke AS. Argentina juga mendapat dukungan finansial dari Beijing untuk proyek infrastruktur besar.
Pengaruh China yang semakin besar di Amerika Selatan menjadi tantangan bagi AS, terutama jika Washington ingin mempertahankan dominasinya di kawasan tersebut. Dengan strategi ekonomi yang lebih agresif dan investasi jangka panjang, Beijing terus memperkuat kehadirannya, sementara kebijakan Trump yang lebih tertutup justru melemahkan posisi AS di wilayah itu.